Sunday, November 19, 2006

Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Palsu ataukah Mistisme?

Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Palsu ataukah Mistisme?
(Science, Pseudo Science or Mistism?)

Oleh: Ki Ageng Haryo

Apakah yang membedakan ilmu pengetahuan dan bukan ilmu pengetahuan pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan ini memang kita tidak bisa dilepaskan dari sejarah pengetahuan manusia. Dahulu kala, antara pengetahuan dan mitos berbaur menjadi satu sebagai sebuah penjelasan. Perbauran inilah yang biasa kita kenal dengan mitologi, perpaduan antara ‘mitos’ dan ‘logos’, sehingga kita mengenal banyak mitologi dalam setiap peradaban bangsa.

Jaman pencerahan Eropa, aukflarung, membawa sebuah gelombang baru kemajuan ilmu pengetahuan dengan membebaskan diri dari belenggu ‘mitos’ di Eropa yang diciptakan oleh kekuasaan. Kekuasaan para pendeta, raja, dan kekuasaan para tabib. Dari sinilah titik awal pencerahan dengan menempatkan pengetahuan sebagai ujungnya mulai di buka.

Lantas, apakah ilmu pengetahuan itu?

Science (ilmu pengetahuan)

Ilmu pengetahuan itu memenuhi kriteria empiris, atau dapat dibuktikan. Ilmu pengetahuan selalu menempatkan obyek pengetahuan sebagai sesuatu yang dicari penjelasaanya. Jadi dalam pengetahuan ada sistematisasi yang diperoleh dari observasi, studi dan percobaan. Dengan ilmu pengetahuan juga kemudian sebuah obyek dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Makanya fisika, kimia, matematika, kedokteran sangat berguna dan membuktikan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kepentingan manusia.

Pseudoscience (ilmu pengetahuan palsu)

Pengetahuan barat ini juga membawa pengaruh yang cukup kental dalam kehidupan manusia modern. Apa yang kita sebuat sebagai logosentrisme, yaitu memusatkan semua penjelasan pada kategori ilmiah bukan pada proses ilmiahnya. Kategori ilmiah ini bisa berupa gelar, kampus, nama2 yang aneh, dan semacamnya. Singkatnya apapun yang disebut dengan bahasa2 yang seperti ilmiah, ada penjelasannya, oleh orang yang bergelar, seakan akan sudah bisa disebut ilmu pengetahuan.
Yang terjadi biasanya adalah, diantara tarikan anatara mistos dan logos, sesuatu yang mitos namun dipaksakan sebagai keilmuan rasional. Nah yang bisa kita kategorikan pseudoscience adalah, astrologi, hongsui, parapsikologi, dan semacamnya. Ada beberapa indikator dari pseudoscience; isolasi (tertutup, karena penarikan kesimpulan asal jawab), teori apapaun bisa dibenarkan (non falsibility) , tidak bisa dikoreksi, dan banyak lainnya.

Mistisme

Sedangkan kategori ini memang tidak bisa dipertemukan dengan ilmu pengetahuan. Mistism hanya dipercaya dan menjadi bagian dalam sebuah kehidupan. Mistism adalah cara berpikir yang secara apriori menerima apapun yang pernah dilihat oleh mata, pernah didengar, pernah dirasakan tanpa dirasakan kembali. Perbedaannya adalah, mistism dapat disentuh (dipelajari) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan tidak dapat disentuh mistism.

Nah, pernahkah anda menemukan tiga gejala itu dalam kehidupan sehari-hari, Terutama anda sebagai praktisi hipnosis? Sekedar tahu, bahwa diawal perkembangan hipnosis juga bergerak dari wilayah pseudo science, namun kemudian bisa membuktikan diri dan terlepas dari belenggu apriori yang akhirnya menjadi sebuah science. Seperti halnya sebagian dari kajian hipnotis Indonesia saat ini.

Sebenarnya hasil diskusi kemarin cukup panjang termasuk identifikasi beberapa pseudoscience. Mohon komentar anda untuk tema ini.....

Sekian dulu

bergabunglah di milist : http://groups.yahoo.com/group/pengobatan-alternatif & http://tinyurl.com/p8vqd
Website VCD Hypnosis&metafisika : http://pengobatan-alternatif.blogspot.com
Website Pengobatan Alternatif: http://pengobatan-alternatif.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home